Jakarta, wacanasuara.com - Ada kabar baik bagi masyarakat
yang menanti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2026. Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini,
menyampaikan bahwa pengadaan CPNS tahun depan masih menunggu arahan Presiden
Prabowo Subianto. Namun, beberapa instansi pemerintah sudah mulai melaporkan
kebutuhan formasi.
“Alokasi CPNS biasanya dari instansi. Mereka sudah punya
perencanaan kepegawaian lima tahunan. Kami hanya memberikan formasi,” jelas Rini Widyantini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB), kepada media, Sabtu (13/9/2025).
Ia menambahkan, ada instansi yang sudah mengajukan
tambahan pegawai. Sementara sebagian lain belum menyampaikan usulan karena
keterbatasan anggaran. Meski pemerintah belum mengumumkan jadwal resmi,
tanda-tanda pembukaan CPNS 2026 semakin nyata.
Berdasarkan
tren seleksi 2017 hingga 2024, pendaftaran biasanya dibuka pada
Agustus–September. Namun karena pada tahun 2025 tidak ada seleksi CPNS,
maka ada kemungkinan pendaftaran 2026 dibuka lebih awal.
Fokus Rekrutmen Fresh
Graduate
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Prof. Zudan Arif,
menegaskan bahwa kebijakan ASN akan mengalami pergeseran fokus.
“Terakhir, ia menegaskan bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir dalam
penataan ASN dari tenaga honorer, karena ke depan pemerintah akan fokus pada
perekrutan fresh graduate,” ujarnay seperti dikutip dari laman resmi bkn.go.id
pada 10 Maret 2025.
Pernyataan ini memberi sinyal kuat bahwa peluang untuk lulusan baru akan
terbuka lebih luas. Sedangkan tenaga honorer tidak lagi menjadi
prioritas utama dalam formasi mendatang.
Bocoran Sistem Baru Tes CPNS
Selain soal formasi, BKN juga tengah merancang sistem baru
untuk pelaksanaan tes CPNS agar lebih efisien dan ramah anggaran. Hal ini
diungkapkan langsung oleh Prof. Zudan pada 14 Juli 2025.
“Kami,
Bapak dan Ibu, sedang mendesain sistem tes CPNS agar tidak barengan seperti
sekarang. Tahun 2024–2025 ini, kita mengetes 6,6 juta orang untuk diterima 1
juta menjadi CPNS. Biayanya mencapai 1,1 triliun rupiah. Jadi, sangat mahal
ongkosnya,” jelasnya.
Menurutnya, sistem baru ini memungkinkan peserta tes untuk :
1. Mengikuti tes kapan saja, tidak lagi menunggu jadwal
nasional serentak
2.
Hasil tes berlaku dua tahun, mirip dengan sertifikat TOEFL
“Nanti hasil tes ini seperti tes TOEFL, bisa dipakai selama dua tahun,”
ucap Prof. Zudan
3. Tidak perlu mengulang seluruh tes, jika gagal pada satu
subtes, peserta hanya perlu mengulang bagian yang belum lulus
“Yang
tidak lulus uji kompetensi hanya mengulang pada bagian yang tidak lulus,”
tegasnya
Apa Artinya untuk Pelamar ?
Dengan sistem baru ini, beban biaya tes bisa ditekan, proses lebih fleksibel, dan peserta punya kesempatan lebih luas untuk mempersiapkan diri. Honorer yang masih berharap formasi dan para fresh graduate yang ingin mengabdi sebagai abdi negara kini memiliki alasan kuat untuk segera mempersiapkan diri menghadapi pendaftaran seleksi CPNS 2026. (tim)
0 Komentar